Jumat, 13 Maret 2015
Pembacaan Kitab Suci:
Ayat Kunci:
Yosafat menghadapi masalah besar. Raja Yehuda yang baik ini baru saja menerima berita buruk. Balatentara bani Moab dan Amon sedang berbaris untuk menyerang mereka. Saat itu negara berada dalam situasi genting, dan kebanyakan pemimpin pasti akan memanggil para penasehat mereka atau mengerahkan balatentara, tetapi Raja Yosafat tidak.
Yosafat merasa takut dan mencari Tuhan. Ia tidak bimbang, mengeluh, atau membuang-buang waktu untuk berpikir pesimistis. Sebaliknya, ia menyerukan kepada rakyatnya untuk berdoa sambil berpuasa.
Perhatikan sifat-sifat Allah yang ia sebutkan pada awal doanya: "Ya Tuhan, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam Surga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau" (2 Tawarikh 20:6).
Raja itu mengakui kuasa dan otoritas Allah; oleh karena itu, ia tidak takut akan apa yang mungkin dilakukan manusia biasa terhadapnya. Selanjutnya, ia menunjukkan bahwa ia bersedia terlibat di dalam proses menerima jawaban Tuhan. Raja ini tidak mengucapkan kebimbangan hatinya., pernyataan yang tidak emosional; ia berdoa dengan sungguh-sungguh dan tulus.
Sudahkah Anda mencurahkan isi hati Anda kepada Tuhan? Ia ingin Anda berseru kepada-Nya dan secara aktif memohon keselamatan-Nya.
Tuhan, aku mencurahkan isi hatiku di hadapan-Mu sekarang juga. Dengarkanlah seruanku. Bebaskanlah aku!
Charles Stanley
0 komentar:
Posting Komentar